Saya membuat grup & tulisan ini, berawal dari adanya Group
Dabukke cs yang saya kira tujuannya untuk mempersatukan Sidabukke yang
kemudian baru-baru ini berganti nama menjadi “Saragi Dabukke”. Hal
ini jelas mengakibatkan kontroversi dan bukan tidak mungkin akan
menyebabkan perpecahan didalam keluarga Sidabukke. Beberapa waktu yang
lalu saya sempat bersitegang dengan beberapa ito saya di group itu,
dimana mereka bersikeras mengatakan Dabukke adalah Saragi.
Mungkin
bagi beberapa orang marga Sidabukke, ini bukan hal yang penting
dibahas. Tapi bagi saya sendiri meskipun saya “boru” hal ini perlu
diluruskan dengan tujuan baik supaya Sidabukke tetap Satu.
Saya
akan menuliskan sekilas sejarah Sidabukke yang saya ketahui dari
turiturian (cerita) yang disampaikan oleh Oppung (nenek moyang) dan
orangtua saya. Bukan niat untuk mengajari karena seperti yang saya
katakan tadi tujuan saya baik dan saya hanyalah boru serta tanpa
mengurangi rasa hormat saya kepada ito/bapak (hulahula) saya tulisan
ini boleh ditambahkan,diberi saran, kritik oleh saudara sekalian demi
kebaikan bersama & juga agar tidak ada kesalahpahaman diantara
keluarga Sidabukke.
Kisah ini terjadi di Huta Sibatubatu Pulau
Samosir. Berawal dari Raja Sinalin yang menikah dengan boru Napitu.
Mereka berumah di balian (sopo-sopo). Karena terlalu rajin mangula
(bertani) maka waktu dan perhatian Op.Raja Sinalin untuk “paradaton”
atau “pesta adat” jadi berkurang dan bahkan Op.Raja Sinalin hampir
tidak pernah lagi mengikuti paradaton tersebut. Pada zaman itu
orangtuanya Op.Raja Sinalin sering mengadakan pesta gondang untuk
menghormati nenek moyangnya di rumah Salaon yang mereka anggap rumah
sakti. Sampai akhirnya pada suatu saat ketika akan diadakan gondang di
rumah Salaon,sebagian besar dari angginya Raja Sinalin mengatakan
“Boha do hita laho margondang? Hahatta (abang) siakkangan pe dang di
son”. Akhirnya adik-adiknya pun menjemput Raja Sinalin. Tetapi Raja
Sinalin tetap tidak mau pulang mengahadiri ulaon (acara) tersebut.
Berganti-gantian angginya (adek2nya) menjemput Raja Sinalin tetap
menolak dan menjawab “Hamu ma margondang isi, bukke hu on do naporlu di
au” (bukke = tanah dengan potongan besar) sambil terus mencangkuli
tanah memecah-mecah bukke itu.
Mendengar hal itu orangtua dari
Raja Sinalin mengatakan “Dang anakku be i, Sidabukke nama i ala dabu hu
bukke nai nama ibana, bukke nai nama naporlu di ibana”. Dan akhirnya
Raja Sinalin menjadi Marga Sidabukke.
Raja Sinalin & istrinya tetap tinggal dan “mangula” di balian. Dan mereka memiliki 3 orang anak.
ANAK
I bernama Op.Dukkittalun => Keturunannya Oppung inilah
siakkangan yang tinggal di Sibatubatu dan Sidabukke-Sidabukke yang
merantau yang berasal dari Sibatubatu. ANAK II bernama
OP.Guru Marsait Lipan => Oppung ini memiliki kesaktian dan suka
berjudi (parjuji monang ala mardongan hadatuaon). Oppung ini merantau
ke Silalahi yang awalnya untuk bertanding judi dan akhirnya tinggal
di Silalahi. Untuk mendapat pengakuan dan harajaon (hak warisan &
tanah) Op.Guru Marsait Lipan ini diminta raja Silalahi untuk mangalap
(menikahi) boru mereka yaitu boru Silalahi. Tetapi karena Oppung ini
memiliki kesaktian & kesaktiannya itu memiliki pantangan untuk
menikah (tidak boleh menikah). Maka Op.Guru Marsait Lipan mengangkat
anak dari angginya sendiri Op.
Niunggul, anaknya bernama Op.Ombing untuk
dinikahkan dengan boru Silalahi. Pada saat itu tidak ada parna di
Silalahi, yang ada marga Silalahi sabungan & Situkkir. Oleh karena
itu orang Silalahi menganggap Sidabukke adalah Parna. Keturunannya
Op.Ombing inilah yang sampai saat ini sering mengaku parna. Yaitu
sidabukke yang berasal dari Silalahi sekitarnya termasuk Sidikalang.
Dan tona (pesan) dari Op.Guru Marsait Lipan sebelum meninggal “ Naso
jadi pinomparni Raja Sidabukke parjuji, molo marjuji ikkon susa
ngoluna”. (ingot hamu i :))
ANAK III bernama Op.Niunggul=>
Keturunannya oppung inilah yang diangkat anak oleh Op.Guru Marsait
Lipan yang bernama Op.Ombing. Oppung ini memiliki 5 anak (Amani
Unggul,Op.Sinitta, Op.Pasu, Op.Bangun, Op.Ombing) yang keturunannya
merantau ke daerah Simalungun sekitarnya seperti Tigaras, Siamantin,
Bangun Bolak, Sidamanik, Sibuntuon, Paneitonga, Sirube-rube, Tanah
Jawa,dll. Dan saya pun keturunan dari Op.Niunggul.
Catatan:
Jika
ada Sidabukke yang mengaku parna kemungkinan besar akan berakibat
buruk. Bisa terjadi pernikahan sedarah lagi, krn yang marito bisa jadi
marpariban (marga Sidabukke tubuni boru saragi hu boru sidabukke
namangakku saragi).
Orang yang menyatakan dan mempublikasikan
Sidabukke adalah saragi maka berarti berusaha menghapus
keturunan-keturunan Sidabukke yang dilahirkan oleh boru Parna termasuk
Oppung-Oppung kita Op.Dukkittalun,Op Guru Marsait Lipan, Op.Niunggul,
karena merekapun dilahirkan oleh boru Parna yaitu bori Napitu. Dari
awal Sidabukke sudah martulang/marhulahula ke marga Napitu, bagaimana
mungkin kita bilang lagi kita marga Saragi?? Sidabukke-Sidabukke yang
“mangalap” (menikah dengan) boru Parna pun hidupnya diberkati Tuhan
buktinya maranak marboru (berketurunan). Maka tidak ada alasan untuk
mengatakan Sidabukke adalah Parna.
Yang saya tahu dan pernah
lihat selama ini di Samosir jika ada pesta marga Sidabukke maka yang
menerima jambar dongantubu adalah Sidabukke Dukkittalun atau Sidabukke
Niunggul. Tidak pernah Sidabukke dijouhon (dipanggil) menerima
jambar dongantubu di pesta atau ulaon marga Saragi apapun atau marga
manapun. Itulah tandanya marga lainpun (marga Parna) tidak pernah
menggap Sidabukke sebagai Dongan tubunya.
Saya sendiri merasa
sangat miris dengan perbedaan yang ada diantara marga Sidabukke ini.
Dimana boleh dibilang sudah jumlahnya sedikit, tetapi tidak bersatu.
Olehkarena itu perlu ada kepedulian bagi kita keturunan-keturunan
Sidabukke demi kebaikan Keluarga Besar Sidabukke boru, bere &
ibebere di waktu mendatang. Perbedaan yang sudah terjadi inipun ( ada
Sidabukke yang mengaku Saragi) bisa jadi karena oppung-oppung kita
yang terdahulu “cuek” tidak berusaha meluruskan & menceritakan
sejarah kepada keturunannya.
Marilah kita saling
membangun, mendukung & peduli. Jangan malu mengakui jatidiri.
Sidabukke adalah Sidabukke CUKUP. Bukan bagian dari manapun.
Marsiamin-aminan ma hita songon lampak ni gaol, marsitukkol-tukkolan songon suhat di robean.
Sumber : Group Facebook Sidabukke Satu
https://www.facebook.com/groups/199144206803322
Tuhan Yesus Memberkati Keluaga Besar Sidabukke.
salam,
Pengurus PGT.
0 komentar:
Posting Komentar